Sore itu, saya memutuskan untuk menikmati kota Ternate di pinggiran laut. Daerah ini bernama Tapak yang merupakan wilayah reklamasi pantai Ternate dan dijadikan tempat berdagang bagi warung-warung makanan. Deretan kursi dan meja dari plastik yang berwarna-warni menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan yang melintasi tempat tersebut untuk mampir dan singgah sejenak.
Tidak hanya tempat yang menarik, menu makanan yang dijual pun tergolong unik dan layak untuk dicoba. Salah satu yang terkenal dari tempat ini adalah sajian Pisang Goreng Mulut Bebek. Pisang jenis ini memang pisang asli khas dari Maluku Utara. “Pisang Bebe”, begitulah masyarakat lokal Ternate menyebut buah pisang berbentuk mulut bebek ini. Bentuknya yang tipis dan memanjang memang menyerupai paruh bebek dan inilah sebab pisang ini dinamakan Pisang Mulut Bebek hingga kini.
Bukan cuma bentuknya yang unik, makanan yang disajikan dari pisang ini pun cukup menarik. Pisang Mulut Bebek yang masih setengah matang dikupas dan diiris tipis memanjang, kemudian digoreng di minyak dengan tingkat panas tertentu. Setelah pisang ini nampak cukup renyah, pisang akan ditiriskan. Sepintas memang menyerupai keripik pisang, namun kita akan merasakan perbedaannya ketika disajikan. Bahan pelengkap sajian Pisang Goreng Mulu Bebek adalah sambal colo-colo yang terkenal dari Ternate. Selain itu, semangkuk kecil ikan teri asin dan kacang kenari pun ditambahkan demi kenikmatan sajian ini.
Saya akhirnya mencoba gigitan pertama menu pisang goreng ini dengan sambal colo-colo pelengkapnya. Ternyata rasanya luar biasa nikmat, rasa pisang yang tidak terlalu manis sangat cocok dengan nikmatnya sambal olahan asli Maluku ini. Setelah itu, saya melengkapi pisang bersambal yang sudah masuk ke dalam mulut dengan ikan teri asin dan kerenyahannya pun menyempurnakan makanan ini. Kacang kenari yang juga disajikan menjadi penutup gigitan pertama tersebut dan akhirnya saya pun memutuskan untuk melanjutkan ke gigitan selanjutnya.
Satu porsi Pisang Goreng Mulut Bebek ini hanya seharga 10.000 rupiah saja dan dapat dinikmati oleh dua orang. Saya memesan dua porsi beserta minuman pelengkap yang berupa rebusan air jahe dan gula merah. Minuman hangat khas Ternate ini bernama Gurakka. Minuman ini merupakan “jodoh” dari Pisang Goreng Mulut Bebek yang sebelumnya sudah saya nikmati. Sajian sederhana namun begitu nikmat ini memberikan kesan tersendiri bagi saya tentang kehidupan di Ternate. Ternyata, kenikmatan tidak harus dibeli dengan harga yang mahal dalam balutan kemewahan.
Tidak terasa, banyaknya sajian yang saya pesan pun akhirnya habis. Waktu pun semakin larut malam, saatnya saya untuk kembali ke penginapan. Wilayah Tapak, Ternate adalah tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu sambil berbincang-bincang atau sekedar merenung di pinggir laut. Terlebih lagi, bila satu porsi lengkap Pisang Goreng Mulut Bebek menemani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar